Kamis, 29 Desember 2011

kolokium aku

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dansubtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar danhibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Tanaman ini banyak ditanam orang di halaman sebagai tanaman hias atau sebagai pagar hidup untuk memperindah halaman rumah. Kembang sepatu memiliki lima helai daun kelopak. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari.
Pada umumnya tinggi tanaman kembang sepatu ini sekitar 2 m- 5 m. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Bunga kembang sepatu ini berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm hingga 20 cm. Bunganya bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Akar, daun dan bunga kembang sepatu dapat dijadikan sebagai bahan obat. Terdiri dari berbagai jenis dan warna : merah tua, pink, pink putih, putih, orange, kuning.
Menurut para ilmuan menyatakan daun, bunga dan akar kembang sepatu mengandung flavonoida. Di samping itu daunnya juga mengandung saponin, dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin dan saponin. Inilan yang menyebabkkan penlitian ini dilakukan. Maka oleh sebab itu penulis ingin mrmbuktikan hal tersebut melalui penelitian yang berjudul Clening Fitokimia Senyawa Polar, Semipolar Dan Non Polar Pada Bunga Kembang Sepatu, yang menyebabkan peneitian ini dilakukan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah apakah benar Bunga kembang sepatu mengandung flavonoida, polifenol, dan juga mengandung tannin dan saponin.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan flavonoida, polifenol, dan juga mengandung tannin dan saponin.
4. Mamfaat Penelitian
Dengan penelitian ini kita dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa bunga kembang sepatu itu mengandung flavonoida, polifenol, dan juga mengandung tannin dan saponin.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
1. Tanaman kembang sepatu
1.1 Sejarah Kembang Sepatu
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah tanaman semak suku malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. bunga dari berbagai jenis kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah jambu atau merah tua. Nu beureum euceuy oge seueur!
Di malaysia, kembang sepatu disebut sebagai Bunga Raya dan ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli 1960.
Tak hanya penampilan sederhananya di taman-taman yang berguna dari kembang sepatu ini, juga fungsi darurat semir sepatu dan bahan pewarna untuk makanan, bunga ini mempunyai khasiat kesehatan juga. Dulu sering iseng juga kuncup bunganya yang segera mekar sering diambil dan dihirup madunya. Manis.
Bunga kembang sepatu mengandung hibiscetin, sedangkan batang dan daunnya mengandung kalsium oksalat, peroksidase, lemak, dan protein. Berkhasiat mengobati bronchitis, gonorhoea (kencing nanah), haid tidak teratur, obat sakit panas, demam pada anak-anak, sariawan, batuk, gondok, dan sakit kepala.
1.2 Taksonomi Rumbia
Adapun urutan tanaman Rumbia secara taksonomi dapat diklasifikasikan menjadi:
Kindom
Subkindom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies Plantae
Tracheobionta Spermatophyta
Magnolophyta
Magnoliopsida
Malvales
Malvaceae
Hibiscus
Hibiscus rosa-sinensis L Tumbuhan
Tumbuhan berpembuluh
Menghasilkan biji
Tumbuhan berbunga
Berkeping dua / dikotil
Malvales
Suku kapas-kapasan

Bunga kembang sepatu

1.3 Morfologi tumbuhan kembang sepatu
a. Hibitus : Perdu, tahunan, tegak, tinggi ± 3 m.
b. Batang : Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor.
c. Daun : Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.
d. Bunga : Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.
e. Buah : Kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat.
Biji : Pipih, putih.
f. Akar : Tunggang, coklat muda.
1.4 Mamfaat Tanaman Kembang Sepatu
Selain memiliki fisik bunga yang indah, tanaman kembang sepatu ini memiliki banyak khasiat yang telah digunakan sebagai tanaman obat oleh masyarakat selama bertahun-tahun diantaranya adalah:
1. Obat sakit panas: Akar ditumbuk halus, kemudian direbus dalam air yang mendidih selama lebih kurang setengah jam, lalu airnya disaring dan kemudian diminum.
2. Batuk dan sariawan: Daunnya direbus dalam air yang mendidih selama lebih kurang seperempat jam, disaring dan kemudian airnya diminum.Bronkhitis : Bunganya direbus selama lebih kurang seperempat jam, kemudian airnya disaring lalu diminum.
3. Gonnorhoea: Bunganya direbus selama lebih kurang seperempat jam, kemudian airnya disaring lalu diminum, air yang telah disaring setelah didiamkan selama sat malam (diembun-embunkan) lalu diminum.
4. Gondok: Akar diserbukkan dan direbus dalam air yang mendidih selama lebih kurang setengah jam, dapat digunakan sebagai obat kompres.Sakit kepala: Serbuk daun direbus selama lebih kurang setengah jam dapat dipergunakan sebagai obat kompres.
5. Bisul atau Abses: Daun secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan diatas bisul atau abses, lalu dibalut. Pengobatan ini khusus untuk pemakaian luar.

5.1 Kandungan Kimia
Tumbuhan kembang sepatu mengandung banyak zat kimia seperti pada daun, bunga, dan akar kembang sepatu mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C.
2. Flavanoida
Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) adalah flavon dan flavonol dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan O-glikosida, flavanon C- dan O-glikosida, khalkon dengan C- dan O-glikosida, dan dihidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin, auron O-glikosida, dan dihidroflavonol O-glikosida. Golongan flavon, flavonol, flavanon, isoflavon, dan khalkon juga sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya Menurut Markham (1988), flovonoid tersusun dari dua cincin aromatis yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga dengan susunan C6-C3-C6 .


3. Kegunaan Flavonoid
Antosianin dan flavonoid lainnya menarik perhatian banyak ahli genetika karena ada kemungkinan untuk menghubungkan berbagai perbedaan morfologi di antara spesies yang berkerabat dekat dalam satu genus misalnya dengan jenis flavonoid yang dikandungnya.[2] Flavonoid yang terdapat di spesies yang berkerabat dalam satu genus memberikan informasi bagi ahli taksonomi untuk megelompokkan dan menentukan garis evolusi tumbuhan itu.[2]
Cahaya khususnya panjang gelombang biru meningkatkan pembentukan flavonoid dan flavonoid meningkatkan resistensi tanaman terhadap radiasi UV.[2]
Quercetin dan myricetin, merupakan jenis flavonoid yang melindungi sel Caco-2 yang terdapat padasaluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan bersifat antioksidan yang melindungi kolonosit daristress oksidatif.[3]

4.

Rabu, 28 Desember 2011

kolokium (identifikasi Tanin)

A. PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang Masalah 
Rumbia atau disebut juga pohon sagu adalah nama sejenis palma penghasil pati sagu. Nama-nama lainnya di pelbagai daerah di Sumatra dan Sulawesi adalah rumbieu, rembie, rembi, rembiau, rambia, hambia, humbia, lumbia, rombia, rumpia. Juga ripia, lipia, lepia, lapia, lapaia, hula atau huda (pada berbagai bahasa di Maluku); ambulung, bulung, bulu, tembulu (Jw.), bhulung (Md.), kiray (Sd.), dan lain-lain.[1]
Rumbia berbunga dan berbuah sekali (monocarpic) dan sesudah itu mati. Karangan bunga bentuk tongkol, panjang hingga 5 m. Berumah satu (monoesis), bunga rumbia berbau kurang enak.
Rumbia menyukai tumbuh di rawa-rawa air tawar, aliran sungai dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 15 m. Pada wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu yang luas.
Buah rumbia memiliki rasa yang sepat , biasanya orang banyak memakannya dalam bentuk yang sudah  diremdamkan dengan air laut dalam jangka waktu 1minggu sampai 10 hari. Rasa sepat itu banyak ilmuan mengatakan ada kandungan tanin didalam buah tersebut.inilan yang menyebabkkan penlitian ini dilakukan. Maka oleh sebab itu penulis ingin mrmbuktikan hal tersebut melalui penelitian yang berjudul Identifikasi Tanin pada Buah rumbia, yang menyebabkan peneitian ini dilakukan

2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah  apakah  benar rasa sepat itu adalah tannin

3. Tujuan Penelitian
            Tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mengetahui  kandungan tannin dalam buah rumbia.

4. Mamfaat Penelitian
            Dengan penelitian ini kita dapat memberikan informasi kepada masyarakat  bahwa rumbia yang kita makan  itu mengandung tanin yang bermanfaat bagi tubuh kita dan mengetahui bagaimana cara mengidentifikasinya.








5. Penjelasan Istilah
            Untuk menghindari keselapahaman dalam memehami istilah yang dimaksud, maka penulis perlu menjelaskan berberapa istilah dibawah ini
a.       Identifikasi adalah mengenal suatu benda dengan mempelajari cirri khas dan karakteristik yang dimiliki
b.      Rumbia atau disebut juga (pohon) sagu adalah nama sejenis palma penghasil pati sagu.
c.       Tanin adalah unsur penting dalam proses penyamakan kulit.















B. KAJIAN TEORITIS

1.Tanaman Rumbia
Tanaman sagu (Metroxylon sp) merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat, sehingga sagu merupakan bahan makanan pokok untuk beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya dan sebagian Sulawesi. Sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan yang antara lain dapat diolah menjadi bahan makanan seperti bagea, mutiara sagu, kue kering, mie, biskuit, kerupuk dan laksa (Harsanto, 1986).[2]
1.1  Sejararah Tumbuahan Rumbia
Pada mulanya diperkirakan berasal dari Maluku dan Papua, sejak lama rumbia telah menyebar ke seluruh kepulauan Nusantara, yakni pulau-pulau Sunda Besar, Sumatra, Semenanjung Malaya, dan tak terkecuali di Filipina, kemungkinan karena dibawa oleh peradaban manusia. Kini rumbia telah meliar kembali di banyak tempat.Saat ini belum ada data yang pasti yang mengungkapkan kapan awal mula sagu ini dikenal. Di wilayah Indonesia Bagian Timur, sagu sejak lama dipergunakan sebagai makanan pokok oleh sebagian penduduknya, terutama di Maluku dan Irian Jaya. Tanaman sagu dikenal dengan nama Kirai di Jawa Barat, bulung, kresula, bulu, rembulung, atau resula di Jawa Tengah; lapia atau napia di Ambon; tumba di Gorontalo; Pogalu atau tabaro di Toraja; rambiam atau rabi di kepulauan Aru.[3]
Rumbia menyukai tumbuh di rawa-rawa air tawar, aliran sungai dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 700 m dpl. Pada wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu yang luas.
1.2 Taksonomi Rumbia
Adapun urutan tanaman Rumbia secara taksonomi dapat diklasifikasikan menjadi:
Kerajaan         
Divisi              
Kelas              
Ordo               
Famili 
Genus
Spesies
 Plantae
Magnolophyta
Liliopsida
Arecales
Arecaceae
Metroxylon
Metroxylon sp

1.2  Morfologi Tumbuhan Rumbia
Pohon palma yang merumpun, dengan akar rimpang yang panjang dan bercabang-cabang; tinggi tajuk 10 m atau lebih dan diameter batang mencapai 60 cm. Daun-daun besar, majemuk menyirip, panjang hingga 7 m, dengan panjang anak daun lk. 1.5 m; bertangkai panjang dan berpelepah.[4]
Rumbia berbunga dan berbuah sekali (monocarpic) dan sudah itu mati. Karangan bunga bentuk tongkol, panjang hingga 5 m. Berumah satu (monoesis), bunga rumbia berbau kurang enak Rumbia menyukai tumbuh di rawa-rawa air tawar, aliran sungai dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 700 m dpl. Pada wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu yang luas.

1.3 Mamfaat Tanaman Rumbia
Tanaman  rumbia mempunyai banyak bagi kebuthan hidup yaitu dari empulur batangnya dihasilkan tepung sagu, yang merupakan sumber karbohidrat penting bagi warga kepulauan di bagian timur Nusantara. berbagai rupa makanan pokok dan kue-kue dibuat orang dari tepung sagu ini. Sagu dipanen tatkala kuncup bunga (mayang) telah keluar, namun belum mekar sepenuhnya. Umur panenan ini bervariasi menurut jenis kultinya, yang tercepat kira-kira pada usia 6 tahun.
Daun tua dari pohon yang masih muda merupakan bahan atap yang baik; pada masa lalu bahkan rumbia dibudidayakan (dalam kebon-kebon kiray) di sekitar Bogor dan Banten untuk menghasilkan atap rumbia ini. Dari helai-helai daun ini pun dapat dihasilkan semacam tikar yang disebut kajang. Daun-daunnya yang masih kuncup (janur) dari beberapa jenisnya dahulu digunakan pula sebagai daun rokok, sebagaimana pucuk nipah.
Umbutnya, dan juga buahnya yang seperti salak, dimakan orang. Buah ini memiliki rasa sepat, sehingga untuk menghilangkan kelatnya itu buah rumbia biasa direndam dulu beberapa hari di lumpur atau di air laut sebelum dikonsumsi. Tempayak dari sejenis kumbang, yang biasa hidup di batang dan umbut rumbia yang mati, disukai orang -dari Jawa hingga Papua- sebagai sumber protein dan lemak yang gurih dan lezat
1.5  Kandungan kimia
 Buah rumbia adalah buah yang banyak mengandung zat kimia dan seperti  tannin  yang diduga yang mmpunyai rasa sepat. Tannin tidak hanya pada buah nya saja tetapi ada juga pada kulitnya. Selain itu buah ini juga mengandung karbohidrat. Karbohidrat disini adalah rasa manis yang ada pada saat buah sudah matang. Selain dari itu buah rumbia juga mengandung asam. Kandungan asam pada buah ini paling banyak pada saat buah tersebut belum matang.
2.    TANIN
Tanin mempunyai komposisi yang bervariasi. Beberapa disebutcondensed tanins adalah phenol dari sruktul kompleks menengah dan yang lainya adalah ester dari glucosa atau gula dan yang lainya dengan satu atau lebih asam triyhdroxybenzoat. Tanin tedapat dalam banyak tumbuhan dan sumber terbaik untuk mendapatkanya adalah kantung-kantung pada kuli kayu pohon.ekstraksi dengan air dan alcohol adalah langkah pertama dalam memproduksi tannin. Pengendapan dan diikuti dengan evavorasi pada temperatur rendah adalah langkah berikutnya untuk menghasilkan produk koomersial.[5]






2.1 Sruktul tanin


            2.2 Manfaat Tanin
            Senyawa tanin mempunyai manfaat yaitu sebagai obat anti diare dan juga anti bakar. Tanin tidak hanya menyembuhkan luka bakar, tetapi dapat memngentikan pendarahan juga sebagai penghenti infeksi sementara. Kemanpuan tannin untuk membemtuk lapisan pelindung diatas jaringan yang terbuka menjaga luka dari infeksi.








C. APLIKASI TEORI

1. Lokasi dan jadwal plaksanaan
            Penelitian ini dilakukan dilaboratorium kimia Fukultastarbiyah IAIN AR- Raniry Darussalam Banda Aceh  sebanyak satu kali 60 menit pada hari Minggu tanggal 22 November 2009
3.                  Populasi dan Sampel
a. Populasi
            Populasi dalam penelitian ini dalah  buah  rumbia yang didapatkan dipasar uleekareng
     b. Sampel
            Sampel yang digunakan dalampenelitian in adalah empat buah  buah rumbia
3. Alat dan Bahan
    a. Alat
            Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet tetes, spatula,gelas kimia tabung reaksi  dan pembakar spritus.
   b. Bahan
            Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kertas saring, FeCl3, dan gelatine

4. Prosedur Eksperimen
   a. Persiapan Sampel
            Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4, buah rumbia yang telah dikupas
   b. Cara Kerja
            senbanyak 4, buah rumbia  dikupas kemudian digerus dengan air  dan disaring dengan kertas saring setelah itu dipanaskan hingga menddih,  lalu  filtrat dibagi dalam dua buah tabung reaksi masing-masing diisi senbanyak 2 ml, tabung pertama dimasukkan 5 tetes  FeCl3 dan tabung kedua dimasukkan larutan gelatine.
 5. Hasil Penelitian
- 20 mL Filtrat + 5 tetes FeCl3     →  larutan warna hitan ( positif ada tanin galat)
- 20 mL Filtrat + 5 tetes gelatin  → endapan warna putih (positif ada tanin)
6. Pembahasan
             Dalam penelitian ini mengunakan  4 buah rumbia, buah rumbia  dikupas kemudian digerus dengan air  dan disaring dengan kertas saring setelah itu dipanaskan hingga menddih lalu  filtrat dibagi dalam dua buah tabung reaksi masing-masing diisi senbanyak 2 ml, tabung pertama dimasukkan 5 tetes  FeCl3 yang menghasilkan larutan warna hitam yang mmbuktikan adanya tanin galat.
            Tabung kedua dimasukkan larutan gelatin yang menghasilkan endapan warna putih yang membuktikan adanya tanin. Jadi dengan dengan mengunakan  larutan FeCl3 sebanyak 5 tetes telah membuktikan adanya tannin warna hitam itu adalah dan  dan dengan memngunakan 5 tetes larutan gelatin yang membuktikan adanya endapan warna putih itu adalah tanin.

















D. PENUTUP

1.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan melalui percobaan maka dapat disimpulkan  bahwa:
1.      Dengan mengunakan  larutatan FeCl3   dapat membuktikan adaya  tannin galat.
2.      Dengan mengunakan larutan gelatin dapat membuktikan adanya tanin
2.    Saran
Untuk pembaca penulis menyarankan
Diharapkan dapat dilakukan penelitian identifikasi tanin  pada buah yang lain.
1.      Diharapkan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang kadar tanin yang terkandung dalam buah rumbia











DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1994. Sagu, Komoditi Pertanian yang Dilupakan. Dalam Kumpulan
Anwar, I 1994 sagu tulehu dalam kumpulan kliping sagu trubus
Haryanto, B. dan Panglali, P. 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisi
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 380-390.
http//en.wikipidia.org/wiki/tannin
http// syair/worsdpress.com//sagu.2009
Tannins", http://www. fwkc.com/encvclopedia/low/articles/tltO25000161 f. htm.



























[1] Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 380-390.
[2] http// syair/worsdpress.com//sagu.2009

[4] Anwar, I 1994 sagu tulehu dalam kumpulan kliping sagu trubus

            [5] Tannins", http://www. fwkc.com/encvclopedia/low/articles/tltO25000161 f. htm.

Minggu, 13 November 2011

Kobalt

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, qudrah dan iradah-Nyalah, kami telah dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun kenyataannya masih sangat jauh dari kesempurnaan. Shalawat dan salam, kita persembahkan kepada seorang pejuang Islam yang amat mulia yang telah merubah pola pikir manusia dari pola pikir Jahiliyah ke pola pikir Islamiyah, dan tidak lupa pula kepada seluruh keluarga dan sahabat beliau yang sudah seiring sebahu dalam menegakkan Agama Islam.
            Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak sekali mengalami kesulitan, terutama sekali disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang kami miliki, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dosen yang telah membibing kami  dalam menyusun  makalah yang berjudul “LIMBAH” Sehingga makalah yang kami buat ini bermamfaat untuk kami khususnya dan bermamfaat untuk kita semua. 
           
Banda Aceh 10 Oktober 2011

Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
BAB II LIMBAH..........................................................................................
A.    Pengertian dan Asal Limbah..............................................................
B.     Macam-macam Limbah......................................................................
1.      Limbah B3 (Berbahaya dan Beracun)..........................................
2.      Limbah Non-B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)......................
a.       Limbah Keluarga (Rumah Tangga)........................................
b.      Limbah Pertanian...................................................................
c.       Limbah Industri
C.     Pengolahan dan Pemamfaatan Limbah..............................................
1.      Reduce, Reuse, Recycle...............................................................
2.      Pembuatan Kompos.....................................................................
3.      Pembuatan Biogas........................................................................
4.      Pengolahan Dengan Sistem Aerobik............................................
5.      Daur Ulang...................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry maupun domestic (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan, ada sampah ada air kakus (black water), dan ada airbuangan dari berbagai domestic lainnya(grey water).
Limbah padat lebih dikenal dengan sampah, yang sering kali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organic dan senyawa anorganik. Dengan kosentrasi dan kwalitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusi, sehingga perlu dilakukan penangganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Beberapa factor yag mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar dan frekwensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan (baik pengolahan menurut tingkat perlakuan maupun pengoklahan menurut karakteristik limbah) dan penanganan limbah















BAB II
LIMBAH

A.      Pengertian Dan Asal Limbah
 Tuhan yang maha Esa telah memberikan kelebihan keapda manusia berupa akal yang tidak dimiliki oleh hewan dan tumbuhan.dengan akal, manusia berusa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan sarana transportasi manusia telah berhasil membuat transportasi modern, seperti mobil, pesawat udara, dan kapal laut.Melalui alat transportasi modern tersebut maka mobilitas orang dan barang dari satu tempat ketempat yang lain menjadi lebih cepat dan lancar. Contoh lain misalnya dibidang perekonomian ialah adanya pasar. Semua kebutuhan hidup manusia seperti kebutuhan sandang, pangan, maupun papan tersedia dipasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern.
Dari dua contoh diatas dapat kita lihat manfaat atau keuntungan yang diperoleh dari hasil karya ciptanya. Namun, selain manfaat yang kita peroleh ternyata ada juga kerugian atau dampak yang dirasakan oleh manusia maupun lingkungan. Dampak negative dari berbagai aktifitas manusia contohnya dibidang transportasi dan perekonomian seperti diatas ialah adanya limbah. Apakah limbah itu? Secara singkat limbah dapat diartikan sebagai bahan sisa atau sampah yang dihasilkan dari berbagai aktifitas manusia maupun makhluk hidup yang lainnya. Adapun berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang prosuder Impor Limbah bahwa limbah adalah bahan/ barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari yang aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia dan hewan.
Limbah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan atau aktifitas manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu limbah yang dapat dimanfaatkan kembali dan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Limbah yang dapat dimanfaatkan kembali tidak akan merusakkan lingkungan dan bahkan dapat memberikan keuntungan (mempunyai nilai ekonomi) bagi orang yang memanfaatkanya kembali. Adapun limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali apabila dibiarkan dapat merusakkan lingkungan. Limbah tersebut akan menjadi polutan sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
B.       Macam-macam Limbah
Kita ketahui bahwa limbah limbah berasal dari sisa kegiatan atau aktivitas manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhannya. Bidang industry juga dapat menghasilkan limbah, mulai dari limbah yang tidak berbahaya sampai limbah yang berbahaya. Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah padat,  limbah cair dan limbah gas.
Limbah padat diantaranya terdiri dari atas limbah yang berupa lumpur, sisa – sisa bahan bangunan, debu, dan limbah padat yang mudah membusuk, seperti sisa – sisa tumbuhan dan hewan. Limbah berupa gas diantaranya karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida ( CO2) berupa gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sulfur dioksida (SO2) berupa gas tidak berwarna tapi berbau tajam, asam sulfat (H2SO4) berupa cairan, amoniak berupa gas yang tidak berwarna tetapi berbau, dan nitrogen oksida beruapa gas berwarna dan berbau. Adapun yang merupakan limbah cair, diantaranya deterjen, pestisida, dan minyak bumi yang masuk keperairan, serta limbah cair dari pabrik.
Berdasarkan tingkat toksisitasnya, limbah dibedakan menjadi dua macam.
1.        Limbah B3 ( bahan berbahaya dan beracun)
Limbah B3 ini merupakan limbah yang mengandung bahan berbahya dan beracun. Pada jumlah dan konsentrasi tertentu, limbah B3 dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya serta dapat menyebabkan terjadinya kerusakan atau pencemaran lingkungan. Penanganan limbah B3 yang tidak tetap serta pembuangan limbah B3 secara sembarangan dapat menyebabkan gangguan pada makhluk hidup berupa kerusakan kulit, kesulitan bernafas. Bahkan dapat menimbulkan kematian dan kepunahan beberapa jenis organisme.
Disamping itu, ada juga beberapa bahan yang mudah terbakar dan mudah meledak. Bahan yang termasuk dalam limbah B3 diantaranya adalah benzene, asam sulfat, sulfur dioksida, karbon dioksida, dan nitrogen oksida. Limbah B3 diantaranya mempunyai sifat eksplosif ( mudah meledak), mudah terbakar, beracun, berbahaya, mutagenik ( menyebabkan perubahan pada gen), dan teratogenik ( menyebabkan gangguan pada embrio).
2.        Limbah Non- B3 ( Bahan Tidak Berbahaya dan Beracun)
Limbah non- B3 ini merupakan limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun sehingga tidak memberikan dampak yang membahayakan bagi manusia. Contoh dari limbah non- B3 diantaranya adalah sisa-sisa sayuran   dan daun- daun yang gugur.
Berdasarkan asalnya, limbah dibedakan menjadi tiga macam
a.         Limbah keluarga ( rumah tangga)
Limbah keluarga biasanya berasal dari sisa – sisa aktifitas keluarga. Limbah yang dihasilkan oleh keluarga biasanya berupa sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik, deterjen dan kotoran manusia. Sampah organik misalnya sisa sayuran dan buah- buahan, sedangkan sampah anorganik misalnya kaleng dan plastic bekas.
Bencana yang ditimbulkan akibat sampah sebenarnya dapat dihindari apabila kita membuang sampah sembarangan dan melakukan pengolahan sampah. Sampah organik misalnya, dapat kita olah menjadi pupuk dan kompos yang dapat kita gunakan untuk pertanian. Adapun sampah anorganik, seperti kaleng dan plastik bekas dapat kita olah menjadi produk daur ulang yang bernilai ekonomis.
b.        Limbah pertanian
Petani sering kali menggunakan pupuk dan obat-obatan pembunuh hama untuk tanaman pertaniannya. Bahkan, tidak jarang para petani ini menggunakan pupuk dan obat- obatan dalam jumlah yang banyak. Bahwa mereka beranggapan semakin banyak pupuk maka semakin subur tanaman mereka. Padahal, sisa pupuk dan abat- obatan yang berlebihan ini dapat menjadi limbah. Limbah pertanian dapat berasal dari sisa penggunaan pupuk (baik pupuk organik maupun pupuk kimia). Maupun obat-obatan pembunuh hama ( peptisida).
Sisa penggunaan pupuk dapat larut dalam air, kemudian terbawa menuju sungai dan mengendap pada beberapa tempat disungai, misalnya pada bendungan. Adanya endapan pupuk ini akan menyebabkan menumpuknya unsur – unsur hara diperairan tersebut. Akibatnya, tanaman air seperti ganggang akan subur tumbuh ditempat itu dan mendominasi perairan tersebut. Populasi ganggang yang banyak ini akan mengurangi kandungan oksigen dan menghalangi sinar matahari yang masuk ini akan menyebabkan kematian bagi organisme lain yang hidup diperairan tersebut. Peristiwa semacam ini disebut eutrofikasi.
Limbah pertanian juga dapat berasal dari sisa- sisa tanaman pertanian maupun tumbuhan gulma. Limbah seperti ini sebenarnya tidak akan merugikan karena dapat dimanfaatkan menjadi pupuk melalui proses pengomposan.
Salah satu contoh limbah pertanian yang lain adalah DDT (sejenis pestisida). DDT sudah lama dilarang pemakaiannya. Penggunaan DDT yang berlebihan pada pertanian akan memberikan dampak pada ekosistem. DDT dapat berakumulasi di dalam tubuh hewan dan tumbuhan penghuni ekosistem yang telah tercemar DDT.
c.         Limbah Industri
Bidang Industri merupakan salah satu bidang yang sangat pesat perkembangannya. Selain memberikan banyak keuntungan bagi manusia, bidang Industri juga memberikan dampak negatif berupa limbah industri. Apabila sebagian besar industri menghasilkan limbah yang tergolong berbahaya dan beracun (B3). Limbah B3 ini memerlukan pengolahan sebelum dibuang kembali kelingkungan sehingga zat berbahaya yang terkandung didalamnya tidak ikut terbuang kelingkungan. Sayangnya masih banyak pelaku industri yang mengabaikan pengolahan limbah dan langsung membuangnya ke lingkungan. Pembuangan limbah B3 tanpa pengolahan terlebih dahulu ke lingkungan, misalnya sugai, dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Peristiwa tersebut akhirnya dapat menyebabkan kerusakan dan kematian organisme yang hidup didalamnya.
Industri biasanya menghasilkan limbah dalam bentuk cair, padat, maupun gas. Sebenarnya setiap pelaku industri diwajibkan mengolah terlebih dahulu limbah yang dihasilkannya. Namun, kurangnya kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mahalnya instalasi pengolahan limbah menjadi faktor penyebab rusaknya lingkungan akibat pembuangan limbah industry.



C.      Pengolahan dan Pemamfaatan Limbah
Limbah akan selalu dihasilkan selama manusia melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraannya. Oleh karena itu, kita harus selalu melakukan berbagai usaha untuk mengatasi permasalahan limbah ini sehingga tidak menimbulkan dampak negative bagi manusia dan lingkunganya. Beberapa usaha yang dapat kita lakukan dalam mengatasi limbah ini adalah sebagai berikut.
1.        Reduce, Reuse, Recycle
Reduce adalah kegiatan mengurangi penggunaan barang atau bahan yang nantinya akan menjadi limbah. Misalnya, menggunakan kedua sisi kertas untuk menulis, menggunakan pulpen atau bolpoin yang tintanya yang dapat diisi ulang.
Untuk limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali tentunya kegiatan reduce dapat dilakukan. Reduce merupakan pengurangan penggunaan barang atau bahan sumber limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Di samping itu harus dilakukan pengolahan melalui proses tertentu sehingga tidak membahayakan lingkungan. Adapun untuk limbah yang dapat dimanfaatkan kembali, usaha yang sering dilakukan untuk mengatasinya adalah melalui kegiatan reuse dan recycle.
Reuse merupakan kegiatan penggunaan kembali barang-barang bekas pakai yang masih dapat digunakan, tentunya setelah baranga-barang tersebut dibersihkan kembali. Proses reuse ini biasanya tidak memerlukan pengolahan khusus. Contohnya adalah penggunaan kembali botol-botol minuman bekas setelah dibersihkan terlebih dahulu. Kantong plastic bekas bungkus juga dapat digunakan kembali  untuk menbungkus benda/barang yang lain.
Adapun recycle merupakan kegiatan mendaur ulang barang-barang bekas pakai menjadi jenis barang yang sama atau barang baru sehingga dapat digunakan kembali. Proses recycle ini biasanya memerlukan pengolahan khusus. Misalnya, plastik bekas dapak diolah menjadi bijih plastik yang nantinya dapat dipakai untuk membuat produk plastik yang baru seperti ember, tong sampah, dan alat-alat rumah tangga. Kertas bekas juga dapat didaur ulang menjadi kertas daur ulang dan kertas hias. Kegiatan daur ulang ini selain dapat mengatasi masalah sampah, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.produk hasil daur ulang dapat dijual sehingga mendapatkan keuntungan.
2.        Pembuatan kompos
Limbah hasil pertanian atau perkebunan seperti daun-daun yang rontok atau bagian tanaman lainnya yang sudah mati dapat diolah menjadi pupuk organik melalui proses pengomposan. Sampah organik seperti sisa sayuran dan buah-buahan serta kotoran ternak juga dapat di manfaatkan menjadi kompos.Kompos adalah bahan atau sampah organik yang mengalami pembusukan oleh bakteri-bakteri pembusuk.Kita dapat melakukan pengomposan dan kemudian mengunakan kembali pupuk kompos yang telah kita buat untuk tanaman sehingga dapat menghemat penggunaan pupuk kimia atau buatan.Kompos dapat dibuat dalam waktu sekitar 4 bulan,tetapi dapat menggunakan pengaktif atau activator,proses dapat penbuatannya dapat menjadi lebih cepat menjadi sekitar 1 bulan.
Beberapa keuntungan dalam penggunaan pupuk kompos dibandingkan dengan pupuk buatan, antara lain unsur haranya lebih bertahan lama didalam tanah. Selain itu, pupuk kompos tidak meninbulkan pencemaran, tidak mematikan organisme tanah lain, dan biaya produksinya lebih rendah.
3.        Pembuatan Biogas
Selain dibuat kompos, kotoran ternak dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biogas. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari hasil fermentasi bahan organik dengan bantuan bakteri. Bahan organik tersebut, antara lain kotoran hewan dan manusia, limbah dosmestik ( rumah tangga), dan sampah biodegradable. Gas yang paling banyak dihasilkan biasanya berupa berupa gas metana (CH4) dari karbon dioksida. Biogas dipakai menjadi sumber energi baru, misalnya untuk memasak, untuk penerangan, sebagai bahan bakar kendaraan, maupun untuk menghasilkan listrik.

Pada proses pembuatan biogas dihasilkan limbah berupa limbah biogas, yaitu limbah yang berupa kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry). Limbah tersebut merupakan pupuk organik yang sangat kaya dengan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulosa dan lignin tidak dapat ditemukan pada pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah diuji cobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan padi proses pembuatan biogas dari kotoran hewan dapat dilakukan sebagai berikut:
·         Pembuatan secara instalasi biogas
·         Pembuatan biogas
4.        Pengolahan dengan system aerobik
Pengolahan limbah melalui sistem aerobik dilakukan dengan maksud untuk menunbuhkan mikroorganisme yang dapat mengubah bahan organik yang berbahaya menjadi tidak berbahaya. Salah satu cara yang dilakukan dalam pengolahan sitem aorobik ini adalah dengan memasukkan lumpur aktif yang banyak mengandung zat pengurai dalam limbah. Lumpur aktif dapat menguraikan bahan-bahan organik yang terdapat dalam limbah. Pengolahan dengan lumpur aktif dilakukan terhadap limbah cair yang mengandung bahan organik dan endapannya.
5.        Daur Ulang
Daur ulang adalah proses tuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
1)        Bahan bangunan
2)        Baterai
3)        barang elektronik
4)        Logam
5)        Bahan Lainnya seperti kaca, kertas, plastik dll. 
Pada kesempatan ini, saya mengajak anda belajar mendaur-ulang kertas. Kertas  dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif. yang dapat di olah atau didaur ulang menjadi kertas dengan hasil yang berbeda. Di dalam proses pembuatan kertas daur ulang dari limbah koran maupun limbah kertas lainnya, pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, baru kemudian setelah lunak kemudian di blender sampai menjadi bubur kertas. Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah di cetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm.
Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami proses pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang pertama-tama yang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas.
Alang-alang merupakan jenis rumput-rumputan dan sebagai tanaman non produktif,sebagian orang tanaman ini di anggap salah satu tanaman pengganggu. Tapi bagi orang yang memiliki kreativitas tinggi alang-alang justru merupakan tanaman yang dapat mengasilkan pendapatan, yaitu sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas,tentu saja setelah mengalami proses lebih lanjut.











BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari pembahasan makalah kami diatas dapat diambil kesimpulan antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Limbah adalah bahan atau barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya telah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia dan hewan.
2.      Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah padat, limbah gas dan limbah cair.
3.      Berdasarkan tingkat toksitasnya limbah dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu limbah B3 dan limbah non-B3
4.      Berdasarkan asalnya limbah limbah dibedakan menjadi limbah keluarga, limbah industry dan limbah pertanian.
5.      Pemamfaatan dan pengolahan limbah dapat dilakukan dengan cara Reduce, reuse, dan recycle, pembuatan kompos: pembuatan biogas, serta melalui pengolahan dengan sistem aerobic dan daur ulang.
B.       Kritik dan Saran












DAFTAR PUSTAKA
Diah Aryana dkk, 2007, Biologi 2SMA dan MA untuk kelas XI ,Jakarta : ESIS
Tedi Setyadi Permana, 2008, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Kejuruan XI, Bandung:Grafindo Media Pratama
http://uripsantoso.wordpress.com/2009/06/09/kertas-daur-ulang/